Lupamengingat rasa sakitnya. Itu mengherankan dirinya. Sudah lama ia tidak lagi bisa merasakan apakah ia sedih ataukah gembira, apakah perlu menangis ataukah tertawa. Seolah semua kelengkapan hidup, penderitaan, semua sudah lewat. Anaknya semata wayang menggoreskan tekad, bahwa ia tidak boleh menghindar dari tanggung jawab.

Sabtu, Januari 04, 2020 Om itu mendorong seorang gadis hingga terjatuh di sofa dan berucap, "Kamu tahukan harus apa?" Lalu gadis dengan paha mulus itu menjawab, "Iya om, jangan melawan dan biarkan om lakukan apapun ke saya, tapi jangan kasar ya om!" Dibalas dengan bentakan, "Kalau kamu mau tahu tentang penyakit yang diinginkan orang-orang sebaiknya turuti om!" Tiba-tiba seorang pemuda masuk dan langsung bicara, "Kamu, gadis yang polos, akan memiliki cerita sedih yang tak terlupakan. Sebaiknya jangan kamu turuti om itu." Gadis itu melihat ke asal suara dan benar itu pemuda yang memiliki penyakit dan terlihat tidak sedih justru senang. Om itu bicara ke si pemuda, "Jangan rusak kesenangan om, wahai anak muda." Pemuda itu menjawab, "Anda tidak bisa memanfaatkan kekurangan saya untuk mendapatkan keinginan om dan merugikan orang lain. Saya akan melaporkannya ke kepolisian!" Kemudian si om itu mengancam si pemuda, "Jika kamu melakukan itu maka om akan menghabisimu!" Si pemuda dengan santainya mengeluarkan air minum teh hangatnya kemudian duduk di meja lalu berucap, "Saat masuk, wajah om sudah saya rekam dan rekaman itu sudah saya kirimkan ke teman saya. Jika saya ditemukan tewas maka teman saya akan laporkan om. Lalu polisi akan mencari om di manapun berada dan menghukum mati om." Om itu terlihat takut lalu mulai memujuk si pemuda, "Lihat gadis ini, dia cantik. Kita bisa menikmatinya bersama." Si pemuda itu lalu mengancam balik si om, "Sebaiknya anda pergi, sebelum saya perintahkan teman saya mengirim video om!" Dengan kesal si om itu pergi sambil berucap, "Dasar anak muda, ingin menang sendiri dan bermaksud menikmati gadis itu sendirian saja." Pemuda itu mengeluarkan dua gelas. Satu di isi penuh dan satunya dibiarkan kosong. Si gadis yang penasaran lalu beranjak dari sofa dan mendekati si pemuda lalu duduk di kursi kosong berhadapan ke meja yang sama dengan si pemuda. Gadis bicara, "Kamu menularkan penyakitmu padaku? Aku akan lakukan apapun maumu." Si pemuda itu menjawab, "Cukup menggoda. Sayangnya penyakit kanker usia ini tidak bisa ditularkan." Si gadis itu bicara memohon, "Aku menginginkan penyakitmu yang membuat tubuh dan penampilanmu terlihat terus seperti diusia 25 tahun padahal kamu sudah berumur 50 tahun." Dan si pemuda tersenyum, "Aku mengidap penyakit ini saat berusia 25 tahun. Hingga sekarang tidak ada yang memiliki penyakit sepertiku. Aku satu-satunya." Si gadis terdiam, dia terlihat kesal dan ketika ingin meminum gelas terisi air teh hangat yang penuh, si pemuda merebutnya. Lalu menuangkan setengah isinya ke gelas yang kosong. Kemudian meletakan kembali gelas tadi di depan si gadis sambil berucap, "Jangan mau menerima minuman dari orang asing. Pastikan dulu itu aman." Si gadis terlihat kagum ketika si pemuda meminum duluan air teh yang sama itu di gelas yang dituangkannya. Hingga tersisa sedikit. Si gadis lalu berucap, "Aku tahu kenapa kamu dikutuk jadi awet muda selalu. Itu karena kamu selalu menghormati perempuan." Kali ini si pemuda yang terdiam dan si gadis mulai meminum air teh hangat yang di depannya. Si gadia lalu berucap, "Air teh ini menenangkanku dari kesedihanku saat mengetahui penyakit kamu tidak bisa ditularkan. Tapi aku tetap mengagumimu. Karena tidak mau memanfaafkan kesempatan untuk menikmatiku dan kamu juga memastikan minuman yang kamu berikan bukanlah obat tidur." Kali ini si pemuda tersenyum. Dan senyuman si pemuda tiba-tiba menghilang ketika si gadis berucap, "Jadi, aku ingin selalu ada di dekatmu. Mungkin itu akan menularkan penyakitmu ke aku. Karena selama ini kamu selalu sendiri." Si pemuda beranjak dari tempat duduknya dan segera ingin pergi. Si gadis dengan cepat berteriak, "Aku ingin menemanimu agar kamu tidak lagi kesepian..." Si pemuda terdiam saat berada di muka pintu, dia lalu berucap, "Kita baru bertemu, dan kamu cuma tahu aku dari kata orang. Aku juga tahu tentang kamu di sini dari kata orang. Sebaiknya jangan kamu biarkan orang asing memasuki rumahmu. Karena kamu cuma tinggal sendiri di sini." Denhan cepat si gadis berucap, "Oleh karena itu, aku ingin berteman denganmu. Karena aku juga kesepian sama sepertimu dan kita bisa saling mengenal langsung." Si pemuda tanpa ekspresi menjawab sambil pergi, "Lakukan saja yang kamu mau." Si gadis tersenyum lalu berlari mendekati si pemuda dan mereka berjalan bersama. Semenjak itu si gadis menjadi sahabat setia si pemuda itu. Selesai
CerpenSedih Tentang Cinta Sejati. 21 october 2014 "hai sayang, bagaimana keadaanmu di sana? Apakah kalian percaya akan hal itu ? Cerpen Lucu Tentang Cinta Cerita Lucu, Komik Lucu dan from yang katanya sangat indah dan membuat orang yang merasakannya menjadi bahagia ? Cinta sejati seorang prajurit tni. Kisah inspirasi { cinta sampai Cerpen Sedih Tentang Cinta Sejati Read
Cerpen Sedih Tentang Penyakit. Dia pernah menuliskan 6 kata berisi “for sale Abis tugasnya ngarang cerpen sih. Kata Kata Sedih Orang Cacat Auasa from Untuk lebih jelasnya cerita sedih bikin nangis tentang dua anak sahabat disimak saja cerpen sedih yang menyentuh hati dan mengharukan tentang penyakit berikut ini. Selembar surat yg sempet cwe itu titipin ke ibu nya. Cinta, kerinduan, sedih segenggam kerinduan untuk ayah secangkir kopi telah tersaji sebagai pengawal pagi. Setelah Lima Belas Tahun Ternyata Anak Yang Dirindukan Tumbuh Menjadi Seorang Kriminal Jadi Buronan Karya Fiksi Terpendek, Kita Akan Diingatkan Pada Karya Ernest Hemingway, Surat Yg Sempet Cwe Itu Titipin Ke Ibu Yang Ringan Harus Kugerakan Tuk Memulai Langkah Yang Begitu Tapi, Ia Tak Merasa Sesak Atau Ingin Bersin. Setelah Lima Belas Tahun Ternyata Anak Yang Dirindukan Tumbuh Menjadi Seorang Kriminal Jadi Buronan Polisi. Dia pernah menuliskan 6 kata berisi “for sale Satu kisah persahabatan yang bisa. Dalam cerpen tema keluarga sedih seorang ayah mengusir anak sulungnya yang saat itu masih berusia 14 tahun karena ketahuan mencuri, sang ibu begitu rindu pada anaknya sedangkan ia tak tahu di mana keberadaan arman. Bicara Karya Fiksi Terpendek, Kita Akan Diingatkan Pada Karya Ernest Hemingway, Ya. Abis tugasnya ngarang cerpen sih. Berikut ini tersedia beberapa artikel yang menjelaskan secara lengkap tentang contoh cerpen tentang penyakit. Aku termasuk gadis yg sangat cupu, karena ga ada yg mengajariku ttg umur 15 mamaku meninggal & aku juga terkena penyakit leukimia kanker darah. Selembar Surat Yg Sempet Cwe Itu Titipin Ke Ibu Nya. Untuk lebih jelasnya cerita sedih bikin nangis tentang dua anak sahabat disimak saja cerpen sedih yang menyentuh hati dan mengharukan tentang penyakit berikut ini. Cinta, kerinduan, sedih segenggam kerinduan untuk ayah secangkir kopi telah tersaji sebagai pengawal pagi. Langsung aja dibaca dan resapi cerpen sedih tentang persahabatan berikut Kaki Yang Ringan Harus Kugerakan Tuk Memulai Langkah Yang Begitu Berat. Keluargaku sangat mengasihiku kami hidup sangat rukun dan berkecukupan, rumahku. Makanya aku tulis semua kegiatanku saat bertanya tentang bagaimana mencintai budaya lokal. Pagi ini aku berangkat sekolah di antar oleh kakakku karena papa tidak sempat mengantarku, ada urusan mendadak. Eh, Tapi, Ia Tak Merasa Sesak Atau Ingin Bersin. Karya tersebut bahkan diklaim sebagai novel paling pendek sedunia. Berikut di bawah ini kami berikan beberapa cerpen singkat dan menarik yang menurut penulis adalah yang terbaik. Contoh cerpen keluargaku 4 lembar.
Berdasarkanriset terkini, merasakan perasaan sedih bukanlah sebuah kesalahan. Ini adalah reaksi alami kita sebagai seorang manusia. Reaksi ini, seperti bersin atau batuk, sulit untuk kita kendalikan secara langsung. Namun satu hal yang bisa lebih kita kendalikan adalah perilaku kita ketika mengalami perasaan yang membebani.
Cerpen Karangan Nada LinaKategori Cerpen Persahabatan, Cerpen Remaja, Cerpen Sedih Lolos moderasi pada 26 May 2017 Mentari pagi bersinar cerah hari ini menyilaukan mataku seakan memaksaku untuk bangun dan melakukan aktivitas yang paling kubenci, apalagi kalau bukan sekolah. Aku menarik selimut dengan malas dan segera beranjak dari tempat tidur untuk segera mandi. Aku benci sekolah, mereka bilang ini menyenangkan namun bagiku ini terlihat seperti penjara, juga rumahku ini yang tak terasa seperti rumah bagiku. “Lira, sarapan udah siap” panggil mamaku dari dalam ruang makan dan tanpa menjawabnya aku langsung menuju ruang makan dan ada satu hal tak dapat kuartikan yang membuatku menitikkan air mata. Setelah semuanya telah siap kami bergegas untuk melakukan aktivitas di luar, dan seketika itu “Lira, ibu akan mengantar kak Lira dan ayah akan langsung menuju kantor karena ada meeting mendadak, kau bisa berangkat sendiri kam?” kata katanya lembut namun menyakitkan, dengan perasaan kecewa kupaksakan diriku untuk tetap tersenyum “Tidak apa apa, suatu hari nanti pasti akan ada waktu” tidak apa apa, toh hal ini setiap hari terjadi padaku. Aku meninggalkan mereka lebih dulu dengan perasaan kecewa, biasanya aku dapat berjalan cepat namu entah kenapa hari ini rasanya lambat dan nafasku tersengal mungkin terlalu banyak menahan air mata sehingga rasanya sesak sekali, “Jangan menahan air mata, lebih baik tumpahkan saja, berteriaklah jika kau mau” mungkin benar kata orang orang tak seharusnya aku menahan air mata dan kini rasanya membuat dadaku semakin sesak dan ingin berteriak. Di sekolah pun semuanya sama saja, semua orang memandangiku dengan tatapan membenci, seolah aku ini adalah hama yang harus secepatnya dibasmi. Hal hal seperti ini sudah terjadi kepadaku sejak awal tahun dan sepertinya hal ini telah merekat erat di dalam diriku, aku berusaha untuk tak menghiraukan tatapan mereka dan aku berusaha untuk tidak menangis walau sebenarnya aku ingin, aku selalu berharap semua akan berakhir. Seperti biasanya hari hari yang kujalani tak pernah berubah sedikit pun. Aku lelah, sungguh! Aku berharap waktu segera berputar dengan cepat agar aku dapat melihat hasil akhir, tapi kadang menyakitkan juga jika apa yang kita inginkan tak sesuai dengan apa yang kita dapatkan, sungguh menyakitkan. “Hey Lina! Kau tahu hari ini kau dapat surat dari penggemarmu, hebat bukan!” ucap Devina seraya bertepuk tangan kecil dan berpaling menjauh, aku tak mengerti maksudnya dan tanpa berpikir panjang aku membuka satu persatu surat dari mereka, “Hey Jelek! Apakah kau tidak bosan hidup”, “Hey! Sadar dirilah, kau bahkan tak pantas untuk tersenyum”, “kau pasti telah berharap bahwa kebahagiaan akan selalu ada bukan? Haha.. jangan terlalu banyak bermimpi!” itu semua adalah sebagian dari surat mereka, sungguh menyakitkan namun inilah takdir dan aku telah ditakdirkan seperti ini, namun ada satu hal yang membuatku bertanya tanya hingga tanpa kusadari aku mulai menitikkan air mata dan peranyaan itu adalah “Apa salahku kepada kalian? Apa aku tak pantas bahagia? Aku aku akan seperti ini? Di masa depan nanti, apakah akan sama seperti ini saja, jika tidak aku akan bersyukur dan jika ya mungkin aku tak akan sanggup hidup lebih lama. Bel pulang sekolah berbunyi dan semua siswa bergerombongan menuju pintu gerbang sekola, semua tampak memiliki pasangannya sendiri sendiri “pasti menyenangkan memiliki seorang teman” desahku dalam hati lalu meninggalkan ruang kelas. Aku berjalan dengan tak bersemangat menuju rumah, aku lelah dan segera ingin merebahkan diriku di kasur. Aku membuka pintu dan tak ada orang di sana, namun aku mendengar suara berisik dari balik dapur, keluarga kami tampaknya sedang bercanda sembari membuatkan kue ulang tahun. “Hai” sapaku singkat namun penuh harap, semua orang tampak terkejut melihatku sampai sampai tak ada yang menjawab sapaanku hingga akhirnya ayah angkat bicara “Hey, kau sudah pulang? Sejak kapan?” tanyanya, aku mengernyitkan dahi dan memiringkan kepalaku, apa maksudnya? Jadi selama ini mereka tak tahu mengenai jadwal jadwal sekolahku? Sepeti jam berapa biasanya aku pulang, jelas sekali bukan? “ya, sudah sekian lama aku berdiri di sini. Oh ya, ngomong ngomong apa yang kalian lakukan? Aku bertanya kembali kepadanya, namun kini yang menjawab adalah ibu “Kami sedang membuatkan kue ulang tahun untuk kak Lina” jawabnya singkat, aku melihatnya dengan penuh saksama dan sepertinya dia sedang bersungguh sungguh agar masakannya tetap dalam kualitas yang bagus, “uhm, ibu apa kau ingat hari ulang tahunku?” aku mendelik malu, pertanyaan konyol yang memalukan, bagaimana bisa orangtua melupakan ulang tahun anaknya “maaf, pertanyaanku bodoh, aku lelah dan ingin istirahat” aku meninggalkan mereka. Aku merebahkan tubuhku di kasur dan sesekali aku mendesah ringan. Kecewa, sedih, marah semua tercampur menjadi satu tak karuan. “semoga esok menjadi hari yang lebih baik” doaku sebelum tidur, harapan besar yang kunantikan. Pagi hari ini aku tak ingin terlambat karena aku percaya akan ada hari baik, jadi sekeras apapun aku akan menerimanya. Aku memasuki ruang kelasku dan tak lama kemudian seorang guru datang dengan seorang perempuan, “selamat pagi” sapanya dengan penuh ramah “selamat pagi” semua siswa serentak menjwab dam tak beberapa lama kemudian beliau mempersilahkan gadis itu memperkenalkan diri, aku dapat melihat pipinya yang merah merona seakan akan ini pertama kalinya dia pindah sekolah dan menatap wajah baru. “hai, namaku Ella, aku harap kita bisa jadi teman” aku mendengar ucapannya yang berat, benar benar indah. Ella duduk di sampingku karena kursi itulah yang tersisa untuk dia, dengan waktu singkat aku mulai akrab dengannya terkadang dia merengek seperti anak kecil namun terkadang dia cerewet seperti orang dewasa, namun inilah yang kusuka darinya. “Lina, hari ini aku senang sekali” dia menundukkan wajahnya membuatku tak dapat melihat ekspresi wajahnya “apa? Kenapa” tanyaku keheranan dan dengan perlahan ia mengangkat kepalanya dan aku mengerti, dia tampak seperti baru menitihkan air mata, “hey, ada apa” aku takut jika aku membuatnya menangis namun kemudian ia mendongak dan berkata “terima kasih” sembari tersenyum lebar. Aku tak dapat mengartikan ucapannya dan ekspresi wajahnya itu, apa maksudnya? Tapi hari ini aku tak ingin memkirkan hal itu, aku bersyukur karena ada sedikit kebahagiaan yang datang dan sebagai rasa syukurku aku berjanji akan menjaganya dan tidak menyakiti perasaannya karena dia begitu berarti bagiku, “Hey, aku memanggilmu dari tadi tapi kau tak dengar, kenapa? Terlalu sibuk melamun? Apa sih yang kau lamunkan?” Kata kata itu, tak salah lagi dia adalah Ella, aku menoleh dan ternyata benar aku segera mengusap air mataku dengan punggung tanganku, dia melihatku dengan tatapan aneh dan kemudian tersenyum lebar sembari mengulurkan tangannya, “terima kasih” lirihku, terlalu lirih sehingga tak terdengar. Di ruang perpustakaan kami tak berbicara satu sama lain hingga akhirnya Ella yang memulai pembicaraan “hey terlihat sedang tidak baik baik saja, ada apa” tanyanya lirih namun tetap terdengar, aku hancur namun aku tak ingin terlihat seperti itu di depannya jadi kupaksakan diriku untuk tetap tersenyum, “tidak, aku baik baik saja” aku berusaha menyembunyikan perasaanku yang sesungguhnya namun tak berhasil, dia tetap dapat membaca perasaanku dengan jelas seolah sudah sangat lama mengenalku, “kau berbohong, aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu, katakan saja aku akan mendengarkan semuanya” kata katanya itu benar benar menyentuh membuatku tak tahu harus menjawab apa hingga akhirnya kata yang keluar dari mulutku adalah “terima kasih”. Seseorang tiba tiba saja melempariku secarik kertas, entah apa maksudnya mungkin dia ingin memberi tahu sesuatu jadi aku langsung membukanya dan isi suratnya benar benar menyakitkan tak dapat kuterima, aku mulai menitikkan air mati menangis tersedu sedu hingga Ella datang menenangkanku. Aku berlari menuju cermin, “apakah aku sejelek itu” lirihku, namun tiba tiba seseorang menjawabku dengan suara lembutnya “tidak, kau adalah gadis baik”. Itulah yang diucapkannya. Aku menoleh ke belakang memastikan siapa yang mengatakan itu dan ternyata Ella, aku mulai menangis dan dia memelukku erat. “Ayo” Ella tersenyum sambil mengulurkan tangannya, aku membalas senyumnya dan menjabat uluran tangannya. Saat berada di perpustakaan tiba tiba Devina dengan teman temannya mendatangi kami, aku tidak tau apa yang diinginkannya karena dia tiba tiba saja menarik tangan Ella dan mengatakan sesuatu, aku tidak bisa mendengarnya tapi aku sedikit khawatir. Semenjak saat itu Ella semakin menjauhiku, entah apa masalahnya tapi aku yakin bahwa dia tidak sebenarnya menjauhiku, hanya saja ia dipaksa. Meskipun begitu aku tetap saja merasa aneh dengan dirinya, tidak seperti biasanya yang selalu cerewet, Ella menjadi sedikit aneh dan aku jadi sedikit khawatir. Hari ini aku mencoba mendekatinya, namun dia menjauhiku “maafkan aku” ucapnya, aku tak mengerti jadi aku ingin bertanya padanya “ada apa?”, dia tidak menjawab sebentar dan kemudian menghela nafas “tidak apa apa” kemudian pergi meninggalkanku. Aku tidak mengerti apa maksud dari kata katanya, tapi aku yakin ia tidak baik baik saja, “Ella aku sungguh merindukan persahabatan kita” lirihku. Pagi hari ini kepalaku terasa berat dan dadaku terasa sesak dan sepertinya hanya sedikit oksigen yang masuk ke dalam paru paruku, mungkin karena terlalu berfikir. “Lina, kau tidak apa apa?” tanya ibuku, sepertinya ia khawatir dan ini pertama kalinya aku dikhawatirkan, “aku baik baik saja” ucapku, namun dia tetap saja merasa khawatir, apa sakitku separah itu sampai sampai ibuku yang selalu tak memperhatikanku kini menjadi sangat khawatir padaku, “aku tidak apa apa bu” aku mencoba meyakinkan ibuku dan diriku sendiri. Di saat pelajaran olahraga aku terpaksa harus ikut padahal badanku sedang tidak sehat, hari ini akan ada semacam tes dan aku berharap semoga aku dapat menjalani tes ini dengan baik walaupun kondisiku sedang tidak memungkinkan. Sebelum olahraga dimulai kami akan melakukan pemanasan dengan berlari mengitari lapangan sebanyak lima kali, biasanya aku dapat mengatur nafasku agar tidak terengah engah saat berlari namun kali ini aku tidak dapat melakukannya, berlari dua kali saja rasanya sudah hampir kehabisan nafas dan dadaku semakin sesak, aku tidak ingin semua orang mengetahuinya jadi aku hanya menahannya hingga tes berakhir. Saat pelajaran Matematika aku tak bisa berhenti merintih, ini benar benar menyakitkan. Aku berusaha agar rintihanku tidak terdengar dan aku akan menahannya hingga jam pelajaran berakhir, Ella semenjak tadi selalu melirik ke arahku dan wajahnya menggambarkan kekhawatiran. Bel berbunyi empat kali pertanda akan pulang, saat hampir berdiri tiba tiba saja kakiku sulit digerakkan dan ini membuatku semakin takut, Ella menuju ke arahku “kau baik baik saja?” ucapnya sambil menepuk bahuku, aku tidak bisa melihat wajahnya karena aku sedang menunduk, namun aku dapat mendengar suaranya yang penuh kekhawatiran. Aku menangis ketakutan, “Ella, kakiku tidak dapat bergerak dan dadaku semakin sakit. Apa ada yang salah denganku? Dengan kesehatanku? Apakah ini parah? Separah apa?” aku terus menerus melontarkan pertanyaan pertanyaan padanya dan tangisanku semakin menjadi jadi, dia mencoba menenangkanku dan disaat itu aku terjatuh di pelukannya. Saat terbangun tiba tiba saja aku berada di sebuah Rumah Sakit, “apa separah itu?” batinku. Tiba tiba saja orangtuaku datang dan memelukku erat, ini pertama kalinya mereka memelukku jadi aku senang saat mendapat pelukann mereka yang begitu hangat, saat sedang berbicara tentang apa yang terjadi padaku tiba tiba saja dokter datang memanggil orang tuaku “semoga bukan berita yang buruk” doaku, kemudian ibu dan ayahku pun mengikuti dokter itu. Tak beberaa lama kemudian mereka kembali dan berkata bahwa aku diperbolehkan untuk pulang, “Lira kau diperbolehkan pulang namun akan lebih baik jika kau tidak berolahraga dan jangan biarkan dirimu terlalu kecapekan” pesan dokter padaku, aku hanya tersenyum dan menangguk mengerti. Kemudian kami bersiap siap meninggalkan Rumah Sakit, syukurlah bukan masalah serius dan semoga saja memang benar. Di rumah ayah ibuku menjadi sering memperhatikanku dan ini membuatku benar benar senang namun juga sedikit khawatir, aku khawatir terhadap kak Lina. Di saat makan malam kak Lina tidak ikut bersama kami, aku menjadi sedikit khawatir jadi aku ingin menemuinya sekaligus meminta maaf padanya, namun ibuku melarangku dan aku tidak ingin membantah, meskipun niatku baik namun ibuku melarangku aku tidak akan melakukannya. Hari demi hari keadaanku semakin memburuk dan disaat itulah orangtuaku baru saja memberitahuku tentang penyakit yang kuderita, “Lira, maafkan ibu karena telah merahasiakan ini darimu” ucap ibuku semari menahan tangis, aku tidak mengerti apa maksudnya “dokter mengatakan kau sebenarnya tidak baik baik saja, sakit yang kau derita selama ini bukan sakit biasa” perkataan ayahku itu semakin membuatku tidak mengerti dan aku sedikit ketakutan, ibuku menghela nafas dan berkata “kau menderita kanker paru paru dan karena sudah lumayan parah sampai sampai menyerang otak”, aku terkejut dan kecewa dengan mereka semua yang merahasiakannya dariku, disaat keadaanku sudah seperti ini semuanya baru mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, benar benar menyakitkan. Di malam hari aku tidak dapat berhenti menangis, bukan karena kecewa melainkan karena aku sedang menahan sakit, kepalaku benar benar berat dan lagi lagi oksigen yang kuhirup rasanya seperti hanya sedikit. Aku tidak dapat tidur dengan nyaman dan ibuku menjadi sangat mengkhawatirkanku. Pagi hari ini aku tidak langsung menuju sekolah, melainkan menuju rumah sakit. Dokter berkata keadanku memang sudah semakin parah sehingga dokter terpaksa memasang alat pembantu nafas untuk berjaga jaga jika aku paru paruku tidak dapat menerima oksigen. Aku benci ini, namun aku terpaksa menggunakannya untuk hidup, terkadang aku berfikir bahwa hidup tak adil namun inilah kenyataan. Keesokan hari lebih parah dari hari sebelumnya, mereka menertawakanku atas apa yang ada di wajahku. Aku membenci benda ini, rasanya benda ini membuatku terlihat lemah dan semua temanku menjadi semakin membenciku. “Lira ada apa denganmu?” Ella bertanya padaku dengan wajahnya yang khas, “aku tidak apa apa” jawabku semari dengan senyum khasku, ia memiringkan kepalanya seperti tak percaya “bagaimana kau bisa bilang kau baik baik saja? Sudah jelas Devina dan teman temannya telah menertawaimu dan benda yang ada di wajahmu itu pasti bahan tawaan mereka bukan?” ucapnya panjang lebar dan disaat aku angkat bicara ia memutusnya “pasti kau sedang menderita, namun aku tidak peduli karena kita akan selalu bersama dan jangan sungkan untuk mencurahkan semua isi hatimu” ia tersenyum dan pergi meninggalkanku yang masih mematung. Hari demi hari keadaanku semakin memburuk dan aku terpaksa harus dirawat di rumah sakit, hari hari yang kujalani hanyalah berbaring dan minum obat terkadang juga suster menyuntikkan sesuatu ke tubuhku, sungguh membosankan namun harun tetap dijalani, aku hanya ingin sembuh dan aku belum siap meninggalkan mereka semua. Aku berusaha untuk bertahan dan semoga aku dapat melewati semua ini, sudah seminggu aku berbaring di atas kasur dan keadaanku tidak semakin membaik melainkan semakin memburuk, namun meskipun begitu aku tetap berusaha dan mengharapkan keajaiban datang. Teman temanku datang menjengukku, bahkan Devina juga ada datang menjengukku, aku sungguh bahagia disaat saat terakhir dalam hidupku mereka mau menjengukku, “Lira, kami harap kau cepat sembuh, dan kemudian kita bermain bersama, maafkan kami atas yang telah kami lakukan selama ini, kami harap kau mau memaafkan kami dan menganggap kami teman dan kami sudah menganggapmu teman kami” ucap devina panjang lebar, semua orang menangis. Disaat yang seperti ini aku merasa bahagia karena mereka telah menganggapku teman, namun sepertinya aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi, aku pergi meninggalkan mereka dan tidak akan kembali lagi untuk selamanya. Untuk Ella Saat kita pertama kali bertemu dan kau mau menjadi sahabatku aku sangat berterimakasih terhadap Tuhan atas apa yang diberikannya padaku, yaitu seorang sahabat yang sungguh baik. Aku merasa takut bahwa aku akan kehilanganmu disaat kau tiba tiba saja menjauhiku. Kau tahu? Aku sangat bahagia saat kau begitu mengkhawatirkanku, wajahmu benar benar lucu hingga rasa sakitnya hilang dan berubah menjadi tawa. Aku menulis surat ini karena aku tahu aku tidak akan bertahan lama lagi, ku harap kau masih tetap menganggapku teman, meskipun aku telah tiada. Maaf karena aku tidak dapat membalas semua yang telah kau berikan padaku dan terimakasih atas segalanya, terimakasih karena telah menganggapku sebagai temanmu, sekali lagi terimakasih. Cerpen Karangan Nada Lina Facebook nadalina ini pengalaman pertama saya, mohon bantuannya Cerpen Kesedihan, Rasa Sakit, Persahabatan merupakan cerita pendek karangan Nada Lina, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Karena Kita Adalah Sahabat Oleh Sellanisa Salsabilla Namaku Ragatha abraham. Remaja perempuan kelas 3 SMP di salah satu sekolah negeri yang ada di Jakarta. Kata teman-temanku aku mempunyai sifat seperti laki-laki, pemberani, jahil, namun emosian. Aku Malaikat Kecil Tak Bersayap Oleh Fuji Paujia Pahmawati Jia adalah seorang anak perempuan yang cantik dan baik hati. Ia merupaakan buah hati dari keluarga Wijaya dan Maria. Jia lahir di Puncak Situ yang sampai sekarang menjadi tempat Menunggu Waktu Yang Tak Kian Pasti Oleh Ika Trisnan Desederia Namaku ranty. Aku mempunyai banyak sahabat yaitu novi, ida, yumi, devi, nabilah, yahla dan dina. Disini aku tidak akan bercerita tentang persahabatanku, melainkan tentang rasa suka ku kepada ali. Hujan di Medan Senja Oleh Dwimas Anggoro Hujan di Medan Senja, Satu persatu air dari awan kelabu yang menggantung di atas langit mulai menjatuhkan diri, terhempas kedalam peluk bumi. Membuat jalanan becek, genangan air beriak-riak teriak. Sepatu Berdebu Oleh Muhammad Irsyad Aku perlahan berdiri, menyingkir sejenak dari kursi dan meja yang dingin, kemudian beranjak pergi menuju jendela di sudut kantor, tempat di mana aku berada. Terlihat dalam bayang-bayang kaca, wajahku “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
PENGORBANANSEORANG AYAH- - (Cerpen) CERPEN 1. "Maaf ada berita sedih dari kampung. Apa"??. Terkejut selepas abang sulung memberitahu berita buruk memlaui telefon. "ayah bagaimana sekarang, siapa yang menjaganya?, Ibu yang terpakasa jaga ayah. Habis tu boleh ka ibu uruskan semuanya kalau abang tak datang sekali.
1HIDDEN PAIN [END]oleh 🍃Dari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] Highest Rank 1 in Anaksma [1... 2Transmigration Perubahanoleh babyzloraFiguran? Ah yang benar saja. Anandhira Azahra harus mati karena jatuh dari tangga, dan parahnya ia tidak masuk surga atau neraka gadis ini justru memasuki raga seorang F... 3TURTLE Endoleh ByKura-kura itu hidup nya dapat 100 tahun lebih lama, tidak langka dan banyak jenis nya. Alea ingin seperti kura-kura hidup lebih dari 1 abad. Panjang umur biar bisa tumbu... 5The Secret Shila [END]oleh 🦋[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR TIDAK KETINGGALAN INFO TENTANG CERITA INI] ____ "Sebuah rahasia yang berakhir duka." ____ Ini kisah tentang Shila Nashyta Winata... 8DIO or GIOoleh Fino Idapa jadinya seseorang yang terkenal dingin dan kejam, Harus bertransmigrasi ke tubuh seorang anak yang terlahir dengan di beri penyakit yang membuat dia harus menderita... 9ANGKASA ENDoleh sisca damayantiSelamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki paling berpengaruh di SMA Merah Putih. Selain karena seorang anak... 11Goresan ARABBELoleh buah berry"it hurts when I make a promise" Arabbel pikir ia sudah bebas, tapi ternyata tidak. Itu semakin parah. Sesak dan kesakitan sudah menjadi makanan sehari-harinya... 13FERO On Goingoleh fer. agah nugrahaFero dengan segala luka nya. Ga bisa nulis deskripsi cerita. Penasaran? Tinggal baca GRATIS. Asal VOTE *osteosarcoma *bunda *daddy *anak tengah *di abaikan 1 "KANK... 15Minggu terakhiroleh FaniraP"Karena kamu memang pengen aku menghilang, baiklah, aku akan menghilang. Tapi aku minta satu syarat." "Biarkan ini jadi Minggu terakhir aku bersamamu. Dan... 16Story Zoyaoleh njuaZiya dan Zoya adalah seorang kakak beradik yg diperlakukan berbeda oleh orangtuanya. Ziya Exelyn Alatas adalah putri pertama ayah Adnan Farris Alatas dan bunda Elmira M... 17COMPLICATED FEELINGS [ON GOING]oleh taca[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA] Keyna Slavionna Gherson, gadis yang selalu di jadikan ratu oleh sang kekasih. Selama 2 tahun m... 18S E N J A [END]oleh Meir TsabitaFollow dulu author nya! PLAGIAT DI HARAP MENJAUH‼⚠❗❗ _________________________________ Athena Senja Maharani nama indah orang nya pun indah. Senyum yang menawan dapat me... 20Maura and Fiction Worldoleh RadinaMaura Astara, adalah gadis remaja yang gemar membaca cerita fiksi. Memiliki kehidupan normal layaknya remaja lainnya, hanya kurang beruntung di kisah percintaan saja, ka...

CerpenKamis, 15 September 2016. TENTANG RASA SEORANG SAHABAT . Saat ini aku ingin semua tahu dengan perasaanku, perasaan yang amat perih. Aku hanya dapat mengurung diri di dalam kamar dengan di temani berbagai benda-benda yang terdapat di kamarku. Aku tidak ingin kalian tahu bahwa aku sedang sedih, aku tak mau jadi beban pikiran kalian.

Secaraumum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll). Cara menghindari seks bebas yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan sebagainya. . 340 183 423 492 182 229 84 237

cerpen sedih tentang penyakit